Sunday, 23 December 2012

Kebenaran Bagi Seorang Gembala Kerbau

Di Sebuah Pertanian hiduplah seorang anak petani bernama Umar,dia hidup sebatang kara karna kedua orangtuanya meninggal sejak ia berusia 6 tahun,kini dia sudah berusia 10 tahun.
Setiap hari ia menghabiskan waktunya bersama kerbau kesayangannya.Kerbau itu adalah Warisan dari ayahnya sebelum ayahnya meninggal.
Hidupnya memang serba kekurangan bahkan ia tak mampu sekolah seperti anak-anak lain yang sebaya dengannya.
Umar adalah anak yang baik,itu lah kata ayahnya sewaktu beliau hidup.
Umar diberi amanat oleh ayahnya supaya Umar mengurus kerbau itu dengan baik,karna dia pernah bilang bahwa "suatu saat kamu akan Bahagia kelak",itulah yg diucapkan ayahnya umar kepada umar.
Umar selalu ceria tiap hari walaupun ia hanya bermain dengan kerbaunya.
Hingga pada suatu waktu umar hendak membawa kerbaunya ke hutan untuk memberinya makan sekaligus ia ingin mencari angin sejuk.
Dan setelah tiba disana umar pun langsung mengikatkan mengikatkan kerbaunya di pohon besar dan ia berbaring dibawah pohon besar itu selagi menyaksikan kerbaunya sedang makan Rerumputan segar.
Lama kelamaan umar terasa ngantuk karna sudah berjam jam ia berbaring disitu,mungkin karna anginnya sepoi sepoi.
Akhirnya umarpun tertidur selagi si kerbau masih asik makan rumput.
Tapi tiba2 muncul seorang pak tua menghampiri dan menatap kerbau umar,sepertinya dia berniat ingin mengambil kerbau milik Umar yang sedang asik makan itu,pak tua itu langsung melepaskan ikatan tali itu dan segera membawanya.
Tapi sebelum pak tua itu berhasil membawa kabur kerbau umar,Umar tiba tiba saja terbangun dan langsung terkejut melihat kerbaunya hendak dibawa orang lain.
Umar berteriak "wahai pak tua,mau dibawa kemana kerbau saya?" tanya umar pada pak tua.
Tiba tiba saja datang seorang pak tani yang langsung bertanya "ada apa ini? apa yang sedang terjadi disini?"
Umar langsung menjawab "itu pak kerbau saya mau dibawa sama pak tua itu",pak tani langsung menoleh ke arah pak tua dan bertanya "apakah benar kata anak muda ini wahai pak tua?", pak tua langsung saja menjawab "enak saja,ini kerbau saya kamu jangan mengaku ngaku ya anak kecil".
Pak tani terkejut mendengar jawaban pak tua itu karna keduanya mengakui kalau kerbau itu milik mereka.
Pak tani berpikir sejenak,dan akhirnya dia menemukan solusi yang menurutnya akan bisa menyelesaikan masalah ini.
"Begini saja pak tua,anak kecil,lebih baik kalian ikut saya menemui seseorang,saya yakin dia bisa menyelesaikan masalah inia' Jelas pak tani memberikan saran pada keduanya.
Ternyata keduanya langsung setuju,Mereka bertiga langsung berangkat menuju orang yang dimaksud oleh pak tani tadi.
Sesampainya di tempat yang dimaksud oleh pak tani tadi,Ternyata orang tersebut sudah ada disana dan pak tani langsung menjelaskan permasalahannya pada orang itu.
Orang itu mulai berpikir sejenak dan tak lama kemudian dia berhasil menemukan solusi.
Orang itu langsung bertanya pada Pak Tua "Wahai pak tua,jika ini benar kerbau milikmu lalu makanan apakah yang hari ini engkau berikan pada kerbau ini?"
Pak tua menjawabnya langsung "Ya pastinya saya beri makan jagung2 yang segar supaya kerbau ini selalu sehat".
Tanpa berpikir panjang orang itu langsung bertanya pada umar "Wahai anak kecil,makanan apakah yang engkau berikan pada kerbau ini?"
Umar menjawab dengan sangat lemas"saya hanya mampu memberikannya rumput rumputtan saja"
Tak lama orang itu langsung membawa ember dari dalam rumahnya yg berisi air berwarna gelap kehitaman entah itu apa,Dan orang itu meminumkan air itu pada si kerbau.
Setelah beberapa menit tiba tiba kerbau itu muntah dan ternyata yang dimuntahkan kerbau itu adalah rerumputan bukan jagung.
Dengan ini sudah diketahui bahwa siapa yang berkata jujur dan siapa yang berbohong.
Akhirnya pak tua itu meminta maaf kepada umar dan ia Mau menyekolahkan umar dan menjadikan sebagai anak angkatnya.
Umar pun merasa bahagia karna dia sekarang sudah bisa sekolah dan punya orangtua angkat.
Mungkin itulah kebahagiaan yang dimaksud oleh ayah umar sebelum beliau meninggal.
Semoga Kita bisa mengambil pelajaran dari Cerpen ini.
Wassalam                                                    


Follow me on twitter : @coker_prakoso

No comments:

Post a Comment